I
|
ni adalah sebuah kisah tentang persahabatan. Kisahku dimulai
dari umur 16 tahun. Namaku Nathan, seorang pelajar di SMP Negeri Bandung. Aku sudah menduduki bangku kelas
3, sebentar lagi kelulusan. Temanku cukup,tidak banyak,juga tidak sedikit. Salah
satunya,Pelangi. Dia temanku yang cantik juga pintar. Tetapi, dia anak yatim.
Dia tinggal di sebuah panti asuhan yang terletak tidak jauh dari sekolah. Dia
sangat tegar dalam menjalani hidupnya. Pelangi adalah sahabat sejatiku sejak
kecil. Dulu, aku dan dia selalu bermain bersama. Pelangi sangat suka melihat
hujan. “Hujan itu keajaiban. Titik-titiknya udah di setting untuk menetralkan pikiran manusia.. Nah, makanya aku suka hujan” jelasnya. "Wah, apa pikiranmu selalu "tidak netral"? " , jawabku bercanda. "Hahaha...Kok gitu sih?! Nggak lah, aku selalu merasa tenang saat datangnya hujan"...
Hari ini, begitu indah
untuk seluruh keluargaku. Ayah baru saja pulang dari Amerika. Kenangan indah
masa kecilku bersama ayahku kembali lagi di benakku. Tito dan
Nesya,adikku, juga terlihat senang.
Terutama si Tito, adikku yang paling kecil sekaligus paling manja dan cerewet
ini seakan tak mau lepas dari pelukan ayahku. Mama juga memasakkan makanan
kesukaan semua anggota keluarga hari ini. Tak lama, rintik – rintik hujan mulai
berdatangan. Makin lama makin deras. Ikan – ikan dibelakang rumah membiarkan
nuansa hening dan damai dari rintik – rintik hujan menambah volume air di
habitat mereka. Tumbuhan – tumbuhan juga membiarkan tetesan air membasahi
permukaan daun mereka. Teringat kembali aku akan si Pelangi. Ku
angkat telepon genggamku yang ada di atas sofa yang sedang kududuki sekarang
ini. Aku mencari nomer telepon dari sahabat tercintaku itu. Setelah kutemukan,
kutekan tombol berwarna hijau yang ada di antara beberapa tombol lain. Mulailah
suara halus dan lembut menjawab panggilanku. Aku mulai berbincang dengan
Pelangi dan mengajaknya pergi bersamaku untuk melihat pelangi di angkasa
sebelum hujan reda. “ Hayo kak Nathan janjian sama kak Pelangi yaaa......” tiba –
tiba suara si Tito menyadarkanku dari serunya pembicaraan dengan Pelangi.
Segera kutarik kulit tangannya setelah aku menutup telponku dengan Pelangi. “
Apaan sih kamu itu! Masih SD jangan ikut – ikutan! Kakak mau pergi sama kak
Pelangi dulu. Ntar bilangin ke ayah sama mama oke?” aku bertutur kepada adik
laki – lakiku yang rese’ ini. Seraya dia menjawab, “ Pake pajak dong kak!”. Aku
tercengang. Si Tito nyengar – nyengir ga karuan. Oke deh, aku kasih dia uang jajan.
“ Hei! Udah lama ya? “ sapaku dengan menepuk pundak si Pelangi yang sudah menunggu beberapa menit.
“ Eh? Oh, enggak kok. Baru 10 menit.” Jawabnya dengan lembut. “ Oh.. Sorry ya udah buat nunggu.“ pintaku dengan penuh harap. “ Nggakpapa . Santai aja ”. Pelangi langsung menunjuk ke langit yang sedang menurunkan air saat itu. Kami berdua langsung tersenyum bersamaan. Bangku taman yang kami duduki terasa hangat dan nyaman. Huft, seperti dulu lagi. Sangat indah saat ini.
“ Hei! Udah lama ya? “ sapaku dengan menepuk pundak si Pelangi yang sudah menunggu beberapa menit.
“ Eh? Oh, enggak kok. Baru 10 menit.” Jawabnya dengan lembut. “ Oh.. Sorry ya udah buat nunggu.“ pintaku dengan penuh harap. “ Nggakpapa . Santai aja ”. Pelangi langsung menunjuk ke langit yang sedang menurunkan air saat itu. Kami berdua langsung tersenyum bersamaan. Bangku taman yang kami duduki terasa hangat dan nyaman. Huft, seperti dulu lagi. Sangat indah saat ini.
Pelangi
sangat tulus. Ia yang selalu menguatkanku ketika aku jatuh. Dia juga yang membantuku
untuk disiplin dalam mengerjakan sholat, aku ingat, “Shalatmu adalah Cahayamu. Shalatmu
adalah Kekuatanmu. Tuhanmu sangat menyayangi orang yang disiplin dalam
sholatnya. Mau kan disayang Tuhan? Makanya, jangan bolong-bolong dong
sholatnya! Kamu kan cowok, harus bisa jadi
imam buat keluargamu nanti… Ayok kita sholat dulu..” begitu katanya, waktu aku ketahuan males sholat. Waktu
itu, Pelangi main ke rumahku, Dia mengajakku untuk sholat dhuhur berjama’ah.
Jujur,saat itu aku jarang sekali melakukan sholat. Kedua Orangtuaku tidak
pernah mengingatkanku. Mereka terlalu sibuk dengan pekerjaannya. Dan sejak Pelangi
mengingatkanku, aku pun tersadar.
Ajaibnya, hidupku menjadi lebih indah sejak aku mulai melatih mendisiplinkan ibadahku. Ah,
Tuhan.. Terimakasih, Engkau telah mengirimkan bidadari kecilmu padaku..
Kini, aku
dan Pelangi saling terdiam. Memandang langit,menunggu datanganya pelangi.
Biasanya, setelah hujan reda, pelangi akan muncul. Tapi entah mengapa, saat ini
pelangi tidak muncul. “Ngi, Pelanginya kok nggak muncul ya?”tanyaku pada
Pelangi. “Iya,Than. Mungkin memang tidak muncul sekarang..”ucap Pelangi. “Ayo kita pulang
saja. Aku harus mengurus adik-adik dipanti”ajak Pelangi . “Oh gitu.. Nggak mau
nungguin pelanginya nongol?” tawar Nathan. “Enggak deh, udah sore..”jawab
Pelangi.”Eh,Ngi, Aku antar kamu pulang ya.. kan jalannya searah” ucap Nathan.
“Boleh, ayok”jawab Pelangi. Mereka pun menelusuri jalanan yang becek karena
hujan tadi. Tetapi, udara saat itu sangat menenangkan. ‘Pelangi benar, hujan
memang menenangkan’ batin Nathan.
“Eh, Kamu
dah nggak ninggalin sholat lagi kan?” Tanya Pelangi. “Ehm? Ya Nggak lah!.. hehe.. kan
berkat kamu waktu itu. Oya,kenapa sih kamu taat banget ngelakuin sholat?’tanya
Nathan balik, ia penasaran. “Karna sebelum ayahku meninggal, dia titip pesen
seperti yang aku ucapkan ke kamu waktu itu. Kata ayahku, Tuhan pasti selalu
bersama hambanya yang taat. Makanya, aku bilangin ke kamu.. Biar kamu nggak
kena laknatNya! Haha..” jelas Pelangi sambil tertawa. “Ooh... Terimakasih ya!!Kamu emang sahabat aku yang paling baik.. Kalo nggak ada kamu, mungkin
sampe sekarang aku juga nggak akan disiplin sholatnya. Kamu tau sendiri kan
gimana sikap kedua ortu ku..”pinta Nathan. Saking asyiknya ngobrol, mereka
nggak sadar kalau udah nyampe di depan panti asuhan tempat
tinggal Pelangi. ”Eh, Aku masuk dulu ya..
Makasih dah dianterin. Bye!” ucap Pelangi sambil berlari masuk ke dalam Panti.
“Bye..”ucap Nathan. ‘Cewek itu sangat baik. dia penurut. Semoga Tuhan selalu menyayanginya,seperti harapannya selama ini” batin Nathan.
Esoknya, Nathan tidak
melihat Pelangi di sekolah . Ada apa ya? Kenapa Pelangi nggak masuk? Tanya Nathan.
Ah, aku harus ke Panti hari ini.. Sepulang sekolah, Nathan ada rapat Remas,
untuk mempersiapkan sebuah acara keagamaan. Nathan mulai aktif di organisasi
tersebut berkat Pelangi juga. Pelangi bilang, ‘Siapa yang memuliakan masjid,
Dialah termasuk hamba yang disayang Tuhannya..’. Ya. Nathan ingat. Pelangi
sudah banyak merubah hidupnya. Pelangi sangat berjasa bagi hidup Nathan. Nathan
sangat bersyukur karna memiliki teman seperti Pelangi. Sesampainya di Panti,
Nathan segera menemui kepala Panti Asuhan itu, “Assalamualaikum, Bu, pelangi
ada? Kenapa hari ini dia tidak masuk sekolah?” Tanya Nathan. “Waalaikumsalam,
Nak, kamu Nathan ya? Duduklah, ibu ada sesuatu untukmu”jawab ibu Panti itu.
Nathan pun semakin bingung, ‘aduh, kanapa sih? Pake acara duduk segala! Aku kan
Cuma mau ketemu Pelangi’batin Nathan. Tidak lama kemudian, Ibu itu keluar
sambil membawa sebuah kertas.”Nak, Pelangi ada di Rumah Sakit. Dia memiliki
penyakit Kanker yang sudah parah.Kata dokter, itu karena factor genetic.
Mungkin dari ayahnya. Kemarin malam, Kanker itu kambuh lagi,dan dia segera
dibawa ke Rumah sakit. Tetapi, dia menitipkan ini pada Ibu, katanya, Ibu harus
menyampaikan ini pada kamu. Bacalah, dan jenguk Pelangi” jelas Ibu Panti.
Nathan speechless. Kemarin?Padahal kemarin, mereka masih bisa melihat hujan .
Nathan panik dan segera berlari ke Rumah sakit yang dituju. Ia bingung. Karena
selama ini, Pelangi tidak pernah bercerita kalau dia mengidap penyakit
mematikan itu.
Sesampainya di Rumah
Sakit, Nathan berdiri di depan kamar operasi Pelangi.Hari ini, dokter
menyarankan untuk mengangkat kanker yang ada di tubuh Pelangi. Dilihatnya
Pelangi dengan wajah sedih. Nathan tidak tahu harus berbuat apa. Ia sangat
menyesal. Karna ia tidak bisa menjadi sahabat yang baik,ia bahkan tidak mengetahui
bahwa sahabatnya mengidap penyakit itu.Nahan hanya mampu mengutuki
kebodohannya. Nathan teringat semua jasa Pelangi.
Ia telah merubah banyak
sekali dari kehidupan Nathan. Nathan kemudian membuka surat dari Pelangi,
isinya :
Hai, Teman. Maafkan aku ..
Aku senang kenal kamu.
Aku sayang kamu. Jangan tinggalin sholat lagi! Ingat ya, suatu saat nanti, kamu
pasti akan jadi seorang pemimpin buat keluargamu, jadi, jangan nakal lagi!
^-^ . Terimakasih, karna selama ini kamu udah jadi sahabat terbaikku.
Jangan sedih waktu baca ini. Kamu cowok. Jangan menyesali yang udah terjadi.
Sekarang, kamu udah tau kondisiku. Nggak ada yang perlu disesali.. Aku kuat kok! Kita pasti bisa
ngelihat hujan dan nungguin munculnya pelangi lagi. Kamu janji ya sama aku,
jangan lupain aku. Ingat Pelangi. Pelangi selalu muncul sesudah mendung,
Pelangi yang beri berjuta warna yang indah. Aku nggak akan bisa nglupain
kenangan kita mulai dari waktu masa kecil kita dulu. Haha. Itu masa yang paling
indah buatku. Mungkin waktu baca ini, kamu ngliat aku udah tidur. Tapi aku ada
disampingmu,temanku.. Aku selalu ada disini. Dihatimu. Makasih buat
persahabatan kita selama ini. Aku ingin kamu tegar kayak aku. Jangan pernah
kecewain Orangtuamu selagi mereka masih ada disampingmu. Mereka pasti bangga
punya kamu. Aku juga bangga punya temen kayak kamu. Jika kamu ingat aku,aku
mohon, bantulah anak-anak yatim itu, karena,mereka butuh teman kayak kamu
juga. Ingat, Nabi Muhammad juga anak yatim. Jadi, Saat
kamu melukai anak-anak yatim, sama aja kamu melukai Nabi Muhammad. Sayangi
mereka.. Makasih,Than!Aku nggak pergi kok. Aku selalu ada disampingmu. Aku
selalu ada bersama anak-anak yatim itu.. Makasih,temanku..
Pelangi
Ah,Airmataku menetes.
Pelangi.. Aku janji aku akan jagain teman-teman kamu. Aku sayang kamu. Kamu
bener-bener Pelangi di Hidupku. Aku akan tetep jaga sholatku. Oya, aku juga
punya kado buat kamu, Aku akan berjuang buat ndiriin panti asuhan disamping
Panti Asuhanmu itu,dan aku akan selalu ada buat jaga dan menyayangi
teman-temanmu itu. Kamu benar. Selama ini aku sudah terlalu angkuh.
Terimakasih, Pelangi…
Dokter pun keluar, “Maaf,
Kami sudah berusaha.. Tetapi mungkin Tuhan berkehendak lain. Kanker yang
dideritanya sudah terlalu parah dan tidak bisa diselamatkan lagi”jelas dokter
itu,kemudian pergi. Tinggallah Nathan sendirian. Hatinya hancur Ia sangat
menyesal. Sahabatnya telah pergi,. Tidak. Sahabatnya tetap hidup dihatinya.
Sampai kapanpun.
Mulai saat itu, Nathan
merubah sikapnya. Ia ingin mewujudkan impian sahabatnya itu. Nathan pun meminta
maaf kepada kedua orangtuanya. Nathan ppun mengajak keluarganya untuk membantu
mengembangkan Panti Asuhan tempat Pelangi tinggal. Papa Nathan bersedia
menaggung seluruh biaya pendidikan untuk anak-anak yatim disana. Nathan dan
kedua adiknya pun juga sering main ke Panti, mereka sangat senang. Karena
mendapat banyak teman. Di sekolah pun, Nathan mengajukan permohonan untuk
melakukan bakti sosial ke berbagai Panti Asuhan. Ia ingat kata Pelangi,
‘Sayangi anak yatim, Sayangi Nabi Muhammad’. Mulai saat itu, Nathan juga rajin
melakukan sholat berjamaah bersama kedua adiknya. Shalat adalah Kekuatan. Ia juga membiasakan untuk bersikap sopan
kepada kedua Orangtuanya. ‘Pelangi sudah membantuku, kini saatnya aku
membantunya untuk mewujudkan impiannya’ tekad Nathan.
Sore itu, Nathan mengunjungi makam Pelangi,
“Ngi,aku udah nggak nakal kok. Aku juga dah sayang sama semua teman-temanmu,
karna aku sangat sayang Nabi Muhammad, sama sepeti kamu. Aku juga udah ngajak
adik-adikku untuk disiplin sholat, biar masa depan mereka cerah. Sama kayak
kamu. Kamu tenang aja,Ngi.. Aku nggak akan putus asa untuk ngewujudin semua
impianmu. Kamu dukung aku ya, biar aku bisa kuat kayak kamu.. Oya, papaku udah
bangunin sekolah buat semua anak-anak yatim! Papaku yang nanggung semua
biayanya. Kini,keluargaku sadar, kalau Tuhan selalu ada bersama orang-orang
yang taat sholatnya, seperti katamu dulu, Dan itu terbukti,Ngi!Makasih ya, Kamu
udah beri warna buat hidupku.. Terimakasih Pelangi!” kata Nathan sambil berlutut dan
memegang pusara sahabatnya itu.
Hujan turun tiba-tiba. “Eh,Ngi, Hujan!! Kamu
pasti senang.. Ayo kita tungguin sampe pelanginya muncul. Pasti cantik banget
deh,kayak kamu! Hehe..” ucap Nathan. Saat itu, Nathan merasa bahwa sahabatnya
itu ada disampingnya. Nathan percaya, Pelangi nggak pergi. Pelangi selalu ada.
Nathan bertekad, suatu
saat nanti, ia akan berusaha mewujudkan semua mimpi anak-anak yatim Masa depan
mereka harus cerah, secerah Pelangi. Nathan harus bisa. Nathan tidak akan
menyerah. Dia tidak mau anak-anak yatim itu teraniaya.Mereka juga pasti memiliki mimpi, dan mereka berhak untuk terus bermimpi bahkan menggapainya..
Dia akan selalu menjaga
mereka. Nathan selalu merasakan kehadiran pelangi ketika Nathan berkumpul
bersama anak-anak itu. Ya. Pelangi memang ada di hati mereka. Pelangi sangat
menyayangi mereka. Nathan bisa merasakan itu.
“Pelangi, terimakasih sudah menginspirasi,. Meskipun kamu udah nggak ada disini, tapi kamu selalu ada di
hatiku. Juga ada di hati mereka.. Tuhan, Aku, dan anak-anak itu, selalu
menyayangimu. Doakan aku agar bisa melanjutkan mimpimu ” doa Nathan dalam hati.
Kemudian,ia pun melangkah meninggalkan area pemakaman itu. Tampak pelangi
bersemburat di balik awan. Tipis, tapi penuh warna.
by: NDR, 13012010 :)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar