Tidak perlu diragukan lagi, memang sepantasnya seorang muslim
mencintai bahasa Arab dan berusaha menguasainya. Allah telah menjadikan
bahasa Arab sebagai bahasa Al-Qur’an karena bahasa Arab adalah bahasa
yang terbaik yang pernah ada sebagaimana firman Allah:
إِنَّا أَنْزَلْنَاهُ قُرْآنًا عَرَبِيًّا لَعَلَّكُمْ تَعْقِلُونَ
“Sesungguhnya Kami menurunkannya berupa Al Quran dengan berbahasa Arab, agar kamu memahaminya.”
Ibnu katsir berkata ketika menafsirkan surat Yusuf ayat 2 di atas: “Yang
demikian itu (bahwa Al -Qur’an diturunkan dalam bahasa Arab) karena
bahasa Arab adalah bahasa yang paling fasih, jelas, luas, dan maknanya
lebih mengena lagi cocok untuk jiwa manusia. Oleh karena itu kitab yang
paling mulia (yaitu Al-Qur’an) diturunkan kepada rosul yang paling
mulia (yaitu: Rosulullah), dengan bahasa yang termulia (yaitu Bahasa
Arab), melalui perantara malaikat yang paling mulia (yaitu malaikat
Jibril), ditambah kitab inipun diturunkan pada dataran yang paling
mulia diatas muka bumi (yaitu tanah Arab), serta awal turunnya pun pada
bulan yang paling mulia (yaitu Romadhan), sehingga Al-Qur an menjadi
sempurna dari segala sisi.” (Tafsir Ibnu Katsir, Tafsir surat Yusuf).
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah Berkata: “Sesungguhnya ketika Allah
menurunkan kitab-Nya dan menjadikan Rasul-Nya sebagai penyampai risalah
(Al-Kitab) dan Al-Hikmah (As-sunnah), serta menjadikan generasi awal
agama ini berkomunikasi dengan bahasa Arab, maka tidak ada jalan lain
dalam memahami dan mengetahui ajaran Islam kecuali dengan bahasa Arab.
Oleh karena itu memahami bahasa Arab merupakan bagian dari agama.
Keterbiasaan berkomunikasi dengan bahasa Arab mempermudah kaum muslimin
memahami agama Allah dan menegakkan syi’ar-syi’ar agama ini, serta
memudahkan dalam mencontoh generasi awal dari kaum Muhajirin dan Anshar
dalam keseluruhan perkara mereka.” (Iqtidho Shirotil Mustaqim).
Sungguh sangat menyedihkan sekali, apa yang telah menimpa kaum
muslimin saat ini, hanya segelintir dari mereka yang mau mempelajari
bahasa Arab dengan serius. Hal ini memang sangat wajar karena di zaman
modern ini banyak sekali kaum muslimin tenggelam dalam tujuan dunia
yang fana, Sehingga mereka enggan dan malas mempelajari bahasa Arab.
Karena mereka tahu tidak ada hasil duniawi yang bisa diharapkan jika
pandai berbahasa Arab. Berbeda dengan mempelajari bahasa Inggris, kaum
muslimin di saat ini begitu semangat sekali belajar bahasa Inggris,
karena mereka tahu banyak tujuan dunia yang bisa diperoleh jika pandai
bahasa Inggris, sehingga kita dapati mereka rela untuk meluangkan waktu
yang lama dan biaya yang banyak untuk bisa menguasai bahasa ini.
Sehingga kursus-kursus bahasa Inggris sangat laris dan menjamur
dimana-mana walaupun dengan biaya yang tak terkira. Namun bagaimana
dengan kursus bahasa Arab…??? seandainya mereka benar-benar yakin
terhadap janji Allah Ta’ala untuk orang yang menyibukkan diri untuk
mencari keridhoanNya, serta yakin akan kenikmatan surga dengan
kekekalannya, niscaya mereka akan berusaha keras untuk mempelajari
bahasa arab. Karena ia adalah sarana yang efektif untuk memahami
agama-Nya.
Kenyataan ini tidak menunjukkan larangan mempelajari bahasa Inggris
ataupun lainnya. Tapi yang tercela adalah orang yang tidak memberikan
porsi yang adil terhadap bahasa arab. Seyogyanya mereka juga
bersemangat dan bersungguh-sungguh dalam mempelajari bahasa Arab.
Syaikh Utsaimin pernah ditanya: “Bolehkah seorang penuntut ilmu mempelajari bahasa Inggris untuk membantu dakwah ?” Beliau menjawab: “Aku
berpendapat, mempelajari bahasa Inggris tidak diragukan lagi merupakan
sebuah sarana. Bahasa Inggris menjadi sarana yang baik jika digunakan
untuk tujuan yang baik, dan akan menjadi jelek jika digunakan untuk
tujuan yang jelek. Namun yang harus dihindari adalah menjadikan bahasa
Inggris sebagai pengganti bahasa Arab karena hal itu tidak boleh. Aku
mendengar sebagian orang bodoh berbicara dengan bahasa Inggris sebagai
pengganti bahasa Arab, bahkan sebagian mereka yang tertipu lagi
mengekor (meniru-niru), mengajarkan anak-anak mereka ucapan “selamat
berpisah” bukan dengan bahasa kaum muslimin. Mereka mengajarkan
anak-anak mereka berkata “bye-bye” ketika akan berpisah dan yang
semisalnya. Mengganti bahasa Arab, bahasa Al-Qur’an dan bahasa yang
paling mulia, dengan bahasa Inggris adalah haram. Adapun menggunakan
bahasa Inggris sebagai sarana untuk berdakwah maka tidak diragukan lagi
kebolehannya bahwa kadang-kadang hal itu bisa menjadi wajib. Walaupun
aku tidak mempelajari bahasa Inggris namun aku berangan-angan
mempelajarinya. terkadang aku merasa sangat perlu bahasa Inggris karena
penterjemah tidak mungkin bisa mengungkapkan apa yang ada di hatiku
secara sempurna.” (Kitabul ‘Ilmi).
Dan termasuk hal yang sangat menyedihkan, didapati seorang muslim
begitu bangga jika bisa berbahasa Inggris dengan fasih namun mengenai
bahasa Arab dia tidak tahu?? Kalau keadaannya sudah seperti ini
bagaimana bisa diharapkan Islam maju dan jaya seperti dahulu. Bagaimana
mungkin mereka bisa memahami syari’at dengan benar kalau mereka sama
sekali tidak mengerti bahasa Arab…???
Tidak ada komentar:
Posting Komentar