4 Oktober 2012

Surat untuk Tuhanku

Assalamualaikum , Ya Allah..
Allahumma shalli 'ala Sayyidina Muhammad.

Ya Rabb,
hamba ingin menulis, mungkin sebuah curhatan. Atau lebih tepatnya , sebuah penyesalan..

Ya Rabb..
Engkau tahu, Bukankah kemarin, tak ada satu pun waktu shalat yang kutinggalkan?
Bukankah kemarin, banyak waktu yang masih sempat hamba gunakan untuk mentadaburi firmanMu?
Bukankah kemarin, masih sempat hamba memuji dan mengagungkanMu, Tuhan?

Tapi lihatlah,
Kini, Hamba, maupun mereka..Umat Islam..
Kami makin jaya. Makin maju..
Tak terkalahkan jumlahnya oleh para kafir disana..
Dan banyak dari kami yang mampu mengikuti , bahkan menguasai perkembangan dunia, Tuhan!

Lihatlah,
Kakak-kakak ku yang berjuang, mengembangkan apa yang Engkau anugerahkan pada kami..
Dengarlah, Gelak tawa keberhasilan, karena bangga atas Ilmu yang mereka miliki..

Engkau tahu, Tuhan?

Aku miris melihatnya.
Aku malu.

Karena kini, kami memang berjumlah banyak, tapi Iman kami menipis..
tak ada lagi persatuan. Tak terdengar lagi teriakan-teriakan mengagungkanMu..
Yang ada hanyalah seruan adzan , itupun hanya 5 kali sehari.

Aku malu,Tuhan..
disaat Engkau rindu, kami malah acuh. Menengok pun enggan. Apalagi membalas seruanMu..
disaat Engkau berbelas-kasih pada kami, hanya keluhan yang engkau terima, sebagai balasan atas nikmatMu..

Ampuni Ya Allah,
 Kami alpa. Saya khilaf..

Saya hanya tidak tahu harus berbuat apa.
Ilmu yang merupakan anugerahMu, malah menjadi penusuk bagi saudara kami sendiri. Entah, Mungkin ini karena kepintaran tak diimbangi oleh keimanan.
Keserakahan pun hal yang lumrah. Berlomba-lomba menimbun hak orang lain, akibatnya? Ya Lumpur Lapindo itu salah satunya..

Para pemimpin kami, Ya Rabb...
Mereka yang seharusnya bertanggungjawab atas kepemimpinannya, malah dengan asyiknya menindih rakyatnya..
Mereka yang diberi amanah, bahkan menghiraukan tanggungjawabnya..

Tidakkah mereka ingat,
Bukankah azab Allah itu benar adanya? Bukankah azabNya sangat pedih?

Ya Allah..
Kami makin hancur karena dunia..
Kami terpecah belah karena nafsu.
Kami hilang daam kesenangan hidup.

Dimana Nabi Mu , Ya Rabb?
Beliau yang santun..
Beliau yang sabar..menuntun menuju kebenaran, kini? UmatNya malah meremehkan perjuangan Nabi nya..

Ampuni kami ya Rabb,
Maafkan saudara-saudaraku..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar